Randu Merindu

IMG_20150511_190541.jpg

Randu Merindu

“Pada satu ranting kering, cerita bermula. Tentang angin yang menerbangkan daun-daun dari sebatang pohon di tepi pematang sana. Dengan bilah-bilah berjelaga yang tak teperhatikan siapa yang punya mata. Setetes hujan menjadi primadona. Layaknya permaisuri tersohor dari negeri-negeri impian yang kecantikannya terdengar hanya melalui telinga.”

“Datanglah! Kemarau tak juga mau mengalah! Tanah-tanah tak sanggup lagi menyangga walau hanya sebatang tak berharga. seperti aku yang selalu mengharapkanmu. Mengharap kedatanganmu mampu mengusir semua jelaga. Menjadikanku yang tergagah di tepi pematang sana.”

“Namun, angin mengubah cerita. Pikiranku mengembara, tetapi raga diam saja. Aku tak bisa mengharapkanmu. Karena aku hanyalah Randu, yang hanya bisa merindu.”

*late post (Karuizawa-Japan, 6 Mei 2015)

Leave a comment